Jakarta ( IndonesiaMandiri ) Teroris merupakan ancaman semua negara di penjuru Dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Mengenai kedahsy...
Dari kacamata saya, Teroris adalah warga "Baru Dunia" dimana mereka tidak mengenal kewarganegaraan dan wilayah teritorial. Ibarat perang Grilya, mereka bergrilya tidak di satu tempat, tetapi di seluruh Dunia.
Setiap negara memiliki caranya sendiri untuk menghalaunya, Tetapi negara-negara besar memberikan gaya dan sistemnya sendiri untuk menghalaunya, yang pada akhirnya jadi jualan Security Consultant beserta pernak-pernik senjata yang dibutuhkan. Alhasil akhirnya, hanyalah jualan jasa dan produk keamanan.
Pertanyaannya adalah, bagaimana cara efektif yang dapat diterapkan di Indonesia?
Jawabannya sangatlah mudah... Kita punya Kearifan Lokal, dan kita punya Adat Istiadat Lokal yang jauh dari budaya berfikir radikal. Teori grilya adalah, mereka yang bergrilya harus hidup sesuai, atau menyesuaikan diri dengan masyarakat setempat. Di lain pihak, masyarakat sebagai tempat penyemaian grilya teroris tersebut, akan menolak hal-hal/nilai-nilai prilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai setempat. Maka, dengan singkat mereka yang bergrilya akan terlihat jelas, seperti pepatah "Musang terjun, lantai terjungkat" (sudah terlihat tanda-tanda tentang kejahatan yang dilakukan oleh seseorang)
Jadi jelas, untuk menghalau mereka - Teroris, kita semua harus kembali "Sadar Budaya Leluhur", dan mengimplementasikannya.
Dengan menerapkan adat istiadat Leluhur, pada setiap daerah dan wilayah Adat Istiadat tersebut tumbuh dan berkembang, maka dapat dikatakan tidak akan ada satupun nilai-nilai radikal yang dapat menyusup pada Hati Sanubari Bangsa Indonesia.
Masalahnya, karena saat ini banyak "Kelompok Buatan" yang memaksakan kehendaknya, untuk mengimplementasikan sebuah Agama, tetapi bukan nilai-nilai baik dari Agama tersebut, malah justru memperkenalkan dan memaksakan asal nilai-nilai Budaya Bangsa, dimana Agama tersebut dilahirkan.
Kesalahkaprahan ini terlihat, Bangsa kita kini tidak lagi mengenal "Kata Malu" - seperti Koruptor yang berprilaku bak seorang Artis ketika ditangkap KPK, karena Bangsa tersebut (yang nilai-nilainya sudah menyusup di pola pikir Bangsa Indonesia saat ini) mempunyai Budaya yang menempatkan Kesalahan di Luar dirinya, yang justru sangat bertolak belakang jika dibanding nilai-nilai Leluhur kita yang selalu mengutamakan intropeksi diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain.
Sekali lagi, intinya #AyoBerubah kembali ke nilai-nilai Adat Istiadat setempat yang Berkearifan Lokal. (IM)