Jakarta (Indonesia Mandiri) - Hari Kebangkitan Nasional Indonesia (Harkitnas) tanggal 20 Mei 1908 tercatat sebagai salah satu pencapaian mi...
Jakarta (Indonesia Mandiri) - Hari Kebangkitan Nasional Indonesia (Harkitnas) tanggal 20 Mei 1908 tercatat sebagai salah satu pencapaian milestone Bangsa Indonesia, yang membangkitkan Rasa Persatuan, Kesatuan dan Nasionalisme, serta Kesadaran untuk Memperjuangkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia, dari cengkeraman Kolonialisme Belanda.
Pada tanggal 10 November 1994, PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) melakukan Roll Out Ceremony Pesawat N-250 Tetuko, yang merupakan pesawat pertama yang dirancang-bangun sepenuhnya oleh Putra-Putri Indonesia, momen ini kemudian didengung-dengungkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional. Pada kenyataannya “Hari Kebangitan” tersebut tidak berdampak signifikan bagi Pembangunan Nasional, Pesawat N-250 tidak kunjung mendapatkan pembeli potensial, bahkan lebih dari pada itu IPTN terpaksa di Rasionalisasi karena sebagai industri BUMN yang belum dapat mandiri, banyak menyedot budget dari APBN, ini sebagai konsekwensi logis dari Krisis Moneter Tahun 1997.
Penerbangan Perdana N-250, 10 Agustus 1995
Pertanyaannya mengapa keberhasilan IPTN membuat Pesawat N-250 tidak bisa memberikan dampak signifikan yang dapat mengakselerasi Roda Ekonomi Nasional saat itu? Jawabannya (menurut hemat penulis) sebagai berikut :
- Membuat pesawat terbang tidak bersentuhan secara langsung dengan kebutuhan orang perorangan dalam konteks alat transportasi karena pesawat merupakan alat transportasi udara.
- Karena tidak bersentuhan langsung, maka penjualannya pun lebih kompleks, karena pembelinya adalah perusahaan-perusahaan maskapai penerbangan yang menuntut pertimbangan-pertimbangan ekonomis pragmatis tersendiri.
- Persaingan dalam idustri pesawat terbang sipil sangatlah tinggi, dan hampir tidak mungkin menginisiasi emerging market spesifik tersendiri tanpa hadirnya produk kompetitor.
Disisi lain, Industri Otomotif Nasional berpeluang untuk “merebut” Hari Kebangkitan Teknologi Nasional dari IPTN, karena otomotif sangat berpengaruh pada kebutuhan orang banyak, akan sarana mobilitas seperti terjadi di banyak Negara seperti di Amerika Serikat (AS), saat Henry Ford merilis Ford Model T (1 Oktober 1908 – 26 Mei 1927) yang merupakan mobil murah pertama (harga saat pertama diluncurkan $260 atau setara $3,230 Th 2015) kira-kira setara dengan 4 bulan gajih pekerja kelas menengah AS saat itu, sebelum Ford Model T diluncurkan harga mobil saat itu, mencapai setara dengan 2 tahun gaji pekerja kelas menengah di AS.
Sejarah mencatat Ford Model T merupakan salah satu Tonggak Penting Kebangkitan Industri AS karena terbukti dapat mendorong Angkatan Kerja Muda AS untuk meningkatkan produktivitasnya, dan akhirnya mengakselerasi Roda Ekonomi AS saat itu.
Begitu pula yang terjadi di Jerman disaat dilanda kelesuan berkepanjangan pasca kalah Perang Dunia I, kemudian Adolf Hitler merumuskan Mobil Ekonomis yang murah dan mudah diproduksi kemudian memerintahkan Industrialis Ferdinand Porsche untuk mendesainnya untuk kemudian diproduksi massal oleh Volkswagen.
Di Indonesia saat ini Industri Otomotif Nasionalnya masih dalam “Penguasaan” Prinsipal – Prinsipal Asing sehingga belum dapat mandiri sepenuhnya, saat “Roh” Globalisasi merasuki Dunia Otomotif dan dimanfaatkan oleh Negara – Negara di Asia, Indonesia malah tertinggal jauh dibelakang, jangankan memiliki brand mobl kebanggaan nasional seperti terjadi di India dan Tiongkok, malah jejaring produksi komponen – komponen otomotif lokal menjadi sangat bergantung pada produsen – produsen mobil asing.
Kendala – kendala yang menyebabkan Indonesia saat ini belum juga memiliki Mobil Nasional Kebanggaan adalah disebabkan Industri Otomotif merupakan industri yang Padat modal, Padat karya dan Padat Teknologi (ini kalau kita mengikuti cetak biru prinsipal asing), tetapi bukan berarti tidak ada jalan terobosan, ungkapan banyak jalan menuju Roma dapat berlaku bagi Industri Nasional Indonesia mewujudkan Mobil Nasional dengan Brand Lokal yang dapat dibanggakan dan berjaya di negeri sendiri.
Mobil merek lokal saat ini bukannya tidak ada tetapi sayangnya belum dapat menjadi Produk yang Best Buy ini lebih disebabkan desain mobil tersebut miskin inovasi (lack of innovation).
Untuk menemukan jalan terobosan guna mewujudkan Mobil Nasional yang dapat menjadi produk yang best buy dan dapat dibanggakan tidak ada jalan lain selain : Industri Kreatif dan Inovasi Asli Indonesia harus dapat ditumbuh-kembangkan. Mengapa Industri Kreatif? Untuk dapat mewujudkan Industri Penghasil Mobil Nasional cara-cara atau upaya-upaya kreatif harus menjadi andalan ini untuk meniadakan ketergantungan pada prinsipal asing. Mengapa Inovasi Asli Indonesia? Untuk dapat menjadi produk yang best buy dan dapat dibanggakan perlu kekhas-an spesifik yang menjadi keunggulan dan pembeda dengan desain-desain produsen mobil asing. Sehingga tewujud Mobil Nasional dan tercapainya Kebangkitan Teknologi Nasional yang sesungguhnya….. waktu yang akan menjawab.
Oleh: Anries Tanuradena
Sumber Foto:
https://en.wikipedia.org/wiki/Ford_Model_T#/media/File:1910Ford-T.jpg
https://en.wikipedia.org/wiki/File:Porsche_Typ12_Model2_Nuremberg.jpg
http://gambar.otomotifnet.com/Kanal%20MOBIL/ATPM/2012/01.%20Januari/Mobnas-Industri.jpg