Jakarta (Indonesia Mandiri) - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengirimkan surat kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo terkait permin...
Jakarta (Indonesia Mandiri) - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengirimkan surat kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo terkait permintaan pelatihan Raider untuk Brimob oleh Kopassus.
Kiranya permintaan Polri kurang mendapatkan respon yang positif, hal ini dikarenakan menurut Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya, ada perbedaan yang sangat fundamental dalam penerapannya. Dimana Raider disiapkan untuk menghadapi perang konvensional, sementara Brimob untuk menghadapi kerusuhan-kerusuhan massa.
Lagi menurut Fuad, memang ada surat permintaan tersebut dari Kapolri. Walaupun belum dibahas lebih lanjut, tetapi menurutnya permintaan itu tidak akan dikabulkan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Penolakan tersebut, dikarenakan ada hal yang fundamental dari sisi doktrinnya, kalau Brimob dilatih Raider yang setingkat dengan Komando, maka masyarakat dapat menyalahkannya.
Hal ini hangat dibicarakan, karena beredar surat permintaan Kapolri tertanggal 15 Juli 2015 dengan Nomor B/3303/VII/2015. Dalam surat yang ditandatangani Badrodin, menjelaskan permintaan agar Brimob diikutsertakan dalam pelatihan dan pendidikan Raider tahun ajaran 2016 di Pusdiklat Kopassus, Batujajar, Bandung.
Sekilas mengenai Raider, yang merupakan satuan elit infanteri TNI, dimana memperoleh pendidikan dan pelatihan untuk perang modern, anti-gerilya, dan perang berlarut. Raider merupakan prajurit kekuatan penindak, dengan perbandingan satu batalyon Raider setara dengan tiga kali lipat kekuatan satu batalyon infanteri biasa di TNI Angkatan Darat, dengan panjang waktu latihan selama 6 bulan.