Yunan (IndonesiaMandiri) – Atas undangan Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Wang Yi, Menteri Koordinator Bida
Indonesia-Cina perkuat kerjasama strategis diberbagai sektor |
Yunan (IndonesiaMandiri) – Atas undangan Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Wang Yi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan selaku Utusan Khusus Presiden Indonesia berkunjung ke Yunan, Tiongkok (9-10/10).
Luhut dan Menteri Luar Negeri Wang Yi menekankan pentingnya kedua negara bersinergi lebih erat pada tatanan bilateral, regional dan multilateral, khususnya dalam menghadapi situasi dunia yang tak menentu hadapi pandemi Covid-19. Oleh karena itu perdagangan dan investasi, kesehatan, pendidikan dan riset, vaksin, e-commerce, intelegensi artifisial (kecerdasan buatan) serta pertukaran budaya dan masyarakat menjadi topik bahasan utama dalam pertemuan bilateral ini (9/10).
Pemerintah RRT akan menindaklanjuti permohonan dari Indonesia agar ada peningkatan akses pasar untuk buah tropis, produk perikanan dan seafood, serta sarang burung wallet dan penambahan impor batu bara dari Indonesia. Bahkan akan dilibatkan perguruan tinggi RRT dalam pengembangan Pusat Konservasi, Penelitian dan Inovasi Tanaman Obat Tiongkok-Indonesia di Humbang Hasudutan, Sumatera Utara.
“Pusat ini bisa kaya sekali dengan herbal yang berjumlah 30,000 species lebih, saya berharap dukungan dari Zhejiang University, Yunnan University, dan Pusat Riset Unggulan di Bidang Tanaman Obat dan Industri Terkait” ujar Luhut. Kerja sama “Two Countries Twin Parks” yang sejak tahun lalu diusulkan oleh Pemprov Fujian juga akan ditindaklanjuti oleh Wang Yi.
Dari sisi Indonesia, ada lokasi di Bintan seluas 4000 ha dengan infrastruktur pendukung yang sudah relatif baik. Konsep kerja sama, menurut Luhut, juga bisa dikembangkan menjadi “Two Countries Twin Parks with Multiple Zones”, dengan menyiapkan setidaknya tiga Kawasan Industri: Bintan, Batang dan Aviarna Semarang.
Pengembangan Tsinghua South East Asia Center di Pulau Kura-Kura, Bali juga menjadi perhatian Pemerintah RRT. Luhut menyampaikan harapannya agar Pemerintah Tiongkok dapat mendorong para profesor dan pakarnya melakukan kolaborasi riset dengan Tsinghua South East Asia Center dan agar perusahaan teknologi seperti Huawei, dan Tencent ikut berinvestasi disana.
Wang Yi menanggapi, pihak Tiongkok selalu memandang hubungan Tiongkok-Indonesia dari sudut strategis. Kedua negara diharapkan dapat memperkokoh saling percaya politik dan terus memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan. “Kerja sama di berbagai area telah mencapai progress yang luar biasa cepat,” jelasnya.
Terkait dengan kerja sama alih teknologi vaksin, Menlu Wang Yi menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara dengan kapasitas produksi vaksin terkuat di Asia Tenggara sehingga bisa menjadi peluang bagi perusahaan Tiongkok. “Kami akan mendukung perusahaan kami untuk meningkatkan kerja sama, khususnya berbagi teknologi dan pengalaman, supaya Indonesia bisa menjadi pusat produksi vaksin di kawasan Asia Tenggara,” sambung Wang Yi.
Selain itu, kerja sama pengentasan kemiskinan berbasis iptek, belajar dari pengalaman Tiongkok juga akan menjadi sinergi strategis jangka panjang kedua negara. “Di era pandemi ini, kami masih bisa membebaskan semua kemiskinan sesuai target schedule kami. Ini merupakan pertama kalinya sudah menghapuskan kemiskinan murni dalam sejarah 5.000 tahun. Kami bersedia berbagi pengalaman dengan Indonesia, dan akan menghubungkan dengan kantor yang terkait,” tegas Wang Yi (ma).