Bali (IndonesiaMandiri) – "Revitalisasi toilet destinasi wisata ini merupakan kegiatan kolosal yang melibatkan publik, institusi pendidikan, dan medi
Sandiaga meluncurkan program revitalisasi toilet destinasi wisata di Bali dan lima destinasi super prioritas (DSP), yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang. Ini merupakan upaya Kemenparekraf/Baparekraf menghadirkan toilet yang nyaman bagi wisatawan sekaligus memenuhi unsur kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keberlangsungan lingkungan yang menjadi perhatian utama wisatawan pascapandemi.
Selain di Pantai Kuta, kegiatan ini juga berlangsung serentak di lima titik destinasi super prioritas. Yakni toilet di kawasan Wisata Sade Bawah, Mandalika, Nusa Tenggara Barat; toilet Desa Wisata Liang Ndara, Labuan Bajo; toilet di Pantai Pulisan, Likupang; toilet di Pusat Informasi Geopark Sigulatti, Pangururan Samosir, Danau Toba; serta toilet Desa Wisata Segajih, Borobudur.
"Sekitar Desember 2020 kita dibanjiri video bagaimana sampah di Pantai Kuta yang menumpuk. Tapi saat ini kita lihat sendiri berkat peran aktif dari Pak Bupati dan jajaran, pemerintah provinsi juga masyarakat semuanya menghadirkan toilet juga pantai yang bersih," puji Sandiaga.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Hari Santosa Sungkari mengemukakan, terdapat sembilan sembilan toilet destinasi wisata di Bali yang telah dan akan direvitalisasi. Sementara di 5 destinasi super prioritas masing-masing masih ada di satu titik lokasi destinasi wisata.
"Ini merupakan pilot project, namun kita kita berharap dapat menjadi percontohan dan terjadi penularan bagi masyarakat lokal dan pemerintah daerah untuk dapat mewujudkan toilet yang bersih, indah, sehat, dan aman," jelas Hari.
Dalam pelaksanaan program revitalisasi toilet, Kemenparekraf bekerja sama dengan Asosiasi Toilet Indonesia untuk menghadirkan toilet berstandar global. Tidak hanya yang sesuai dengan standardisasi kesehatan, tapi juga selaras dengan standar keamanan Covid-19. Mulai dari ventilasi, termasuk material bahan yang digunakan.
Hal ini diharapkan dapat mendongkrak tingkat daya saing pariwisata Indonesia. Berdasarkan data Travel & Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang dikeluarkan World Economic Forum (WEF) pada 2019, dari 14 pilar yang menjadi penilaian daya saing pariwisata Indonesia, ada tiga yang posisinya di atas 100 dari 141 negara dan harus jadi perhatian, yakni environmental sustainability, tourist service infrastructure, serta health and hygiene di mana kebersihan termasuk di dalamnya (dh/swe).