Aceh (IndonesiaMandiri) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus berupaya meningkatkan populasi harimau sumatera (Panthera Tigris Sum
Harimau betina “Sri Nabila” saat dilepas di hutan Taman nasional Gunung Leuser |
Aceh (IndonesiaMandiri) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus berupaya meningkatkan populasi harimau sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) di habitat alaminya. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) KLHK, melepasliarkan harimau sumatera, Sri Nabilla, di daerah Kappi, merupakan Zona Inti Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Kabupaten Gayo, Aceh (3/11).
“Melalui koordinasi dan diskusi panjang yang efektif dengan melibatkan semua stakeholder, akhirnya Sri Nabilla kita lepas liarkan hari ini di Kappi-TNGL” ujar Kepala Balai Besar KSDA Sumut, Hotmauli Sianturi. “Harimau betina ini dibawa melalui jalur darat dari Sanctuary Harimau sampai ke lokasi pelepasliaran. Selama 20 jam perjalanan, Sri Nabilla selalu dimonitor oleh Tim BBKSDA Sumut yang dipimpin oleh Kepala Bidang Konservasi Wilayah III BBKSDA Sumatera Utara, Gunawan Alza dan Tim Medis drh. Anhar Lubis,” kisahnya.
Berjenis kelamin betina, Harimau ini pada 24 Agustus 2020 lalu masuk kandang jebak di Desa Tapus Sipagimbal, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Sri Nabilla berkonflik dengan satwa lain dan warga sekitar sejak Mei. Akhirnya, Tim Balai Besar KSDA Sumatera Utara turun ke lokasi, bersama-sama dengan petugas Koramil setempat dan masyarakat memasang perangkap (kandang jebak), dan ditangkap (24/8/2020).
Kondisi “Sri Nabilla“ saat itu secara umum sehat namun mengalami malnutrisi sehingga tubuhnya terlihat agak kurus akibat tidak mendapatkan pakan yang cukup. Harimau yang diperkirakan berumur ± 2 - 3 tahun ini juga mengalami dehidrasi dan anemia sehingga kondisinya terlihat lemah. Selain itu banyak ditemukan parasit externa (kutu) pada tubuhnya dan terdapat indikasi gangguan hati.
Setelah dirawat 2,5 bulan di Sanctuary Harimau Barumun Nagari, kesehatan “Sri Nabilla” terus membaik, dan tiba saatnya untuk dilepasliarkan. Proses pelepasliaran dimulai dari Bandara Patiambang, Nabila diangkut menggunakan Helikopter ke lokasi pelepasliaran di Kappi – TNGL. Turut serta saat pelepasliaran, Direktorat KKH, Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Balai Besar TNGL, Bupati Gayo Lues, Yayasan Parsamuhuan Bodhicitta Mandala Medan, PT. Agincourt Resources, Forum Konservasi Leuser (FKL) , Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia Program, PIU Sumatran Tiger Project - Leuser Landscape (GEF – UNDP), serta media cetak dan elektronik.