Jakarta (IndonesiaMandiri) – Pemerintah melalui Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) se
Restorasi terumbu bakal membantu perekonomian masyarakat yang bergerak di usaha kelautan dan pariwisata |
Jakarta (IndonesiaMandiri) – Pemerintah melalui Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Pemerintah Provinsi Bali akan meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya melalui TamanTerumbu Karang Indonesia atau Indonesia Coral Reef Garden/ICRG (7/10). Keputusan ini diambil dalam Rapat Koordinasi PEN Restorasi Terumbu Karang ICRG secara virtual (5/10).
Rakor yang dipimpin Menko Marves Luhut B. Pandjaitan, bertujuan mempersiapkan program yang akan segera dilaksanakan pada 5 daerah di Provinsi Bali yang menjadi lokasi PEN, yaitu Pantai Sanur, Pantai Nusa Dua, Pantai Pandawa, Pantai Serangan, dan Buleleng. “Dengan mengembangkan sektor kelautan dana stimulus dari pemerintah akan membantu masyarakat memiliki alternatif mata pencaharian dan tidak hanya bertumpu pada sektor pariwisata saja,” ujar Luhut.
Terlebih di masa pandemi, Bali perlu mengembangkan sektor kelautan agar perekonomian masih bisa berjalan. “Pak Gubernur (Wayan Koster) ngomong sama Universitas Udayana, untuk bikin studinya. Program apa saja yang bisa segera dibuat dan dikerjakan tahun ini biar dapat dimasukkan ke anggaran tahun depan,” pinta Luhut kepada Gubernur Bali yang hadir dalam rakor tersebut.
Sebagai informasi, program PEN Restorasi Terumbu Karang ini dikoordinasikan Kemenko Marves, dan penyelenggara kegiatannya KKP, khususnya Dirjen Pengelolaan Ruang Laut. Kemudian dalam pelaksanaan di lapangan, KKP akan dibantu oleh Pemda Bali, LIPI, BKSDA Bali, Perguruan Tinggi, serta Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
“Pelaksanaan program ini sudah sangat maju, dan koordinasi antara Kemenko Marves serta KKP telah berjalan dengan baik. Saat ini lahan yang disediakan masih meliputi 50 hektar tetapi kita sudah menjalankan tepat waktu,” papar Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Senada dengan Luhut, diapun meminta agar Gubernur Bali segera menentukan lokasi dengan keputusan izinnya juga agar pelaksanaan dapat segera dijalankan .
Menjawab permintaan kedua menteri tersebut, I Wayan Koster mengaku setuju mengembangkan sektor perikanan dan kelautan di wilayahnya. Dampak pandemi Covid 19, sambung Koster, membuat pihaknya perlu memenggeser perekonomian dari darat ke laut. “Selama ini masyarakat tergantung di pariwisata sehingga pemasukan dari sektor lain sangat timpang, padahal ada potensi yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sendiri seperti periIkanan tangkap dan budidaya ikan hias,” sebutnya.
Koster meminta dukungan dari pemerintah pusat agar sektor perikanan dan kelautan dapat dikembangkan, terutama untuk ekspor. Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Safri Burhanuddin menambahkan, tujuan dari PEN Restorasi Terumbu Karang adalah restarting wisata bahari dan pemulihan ekosistem laut di Provinsi Bali.
“Dengan area restorasi terumbu karang seluas 50 Hektar yang kita sasar adalah stakeholder terdampak akibat Covid-19 di sektor kelautan dan pariwisata bahari, melibatkan universitas, masyarakat serta generasi muda yang berada di sekitar wilayah restorasi,” harapnya. Adapun stakeholders terkait, lanjutnya, meliputi penyelam, seniman patung atau relief, katering atau penjual makanan. Selain itu disamping karyawan atau pegawai hotel dan nelayan, pekerja bengkel, penyedia transportasi, masyarakat setempat, serta pemangku adat yang akan terlibat dalam program PEN Restorasi Terumbu Karang.
Detilnya menurut Safri, metode yang akan digunakan dalam restorasi terumbu karang berdasarkan usulan dari ahli dan praktisi, beberapa diantaranya adalah MARRS (Mars Assisted Reef Restoration System). “Metode yang dipakai antara lain metode Biorock, metode Balok Beton, metode Fishdome, metode Bioreeftek, dan Metode Media Tanam Berupa Meja Karang,” jelasnya (ma).
Foto: Dok. Terangi