Menparekraf Wishnutama Kusubandio kunjungi Bali melihat berbagai perkembangan Ubud/Bali ( IndonesiaMandiri ) – Menteri Pariwisata dan ...
Menparekraf Wishnutama Kusubandio kunjungi Bali melihat berbagai perkembangan |
Wishnutama menekankan untuk protokol kesehatan harus dipersiapkan jauh hari agar dapat membangun kepercayaan publik untuk kembali berwisata di Pulau Dewata. "Overall penyebaran Covid-19 di Bali ini relatif lebih rendah dibanding tempat lain. Tapi sekali lagi yang perlu kita bangun di Bali adalah kepercayaan publik, kepercayaan dari wisatawan domestik maupun internasional. Itu yang perlu kita bangun karena bisnis pariwisata adalah bisnis kepercayaan," jelasnya.
Saat kunjungan kerja ke Bali, Menparekraf didampingi Gubernur Bali I Wayan Koster, Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose, Dirut ITDC Abdulbar M. Mansoer, Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita, berserta jajaran pimpinan dari Kemeparekraf.
Gubernur Bali I Wayan Koster menjelaskan, pihaknya telah mempersiapkan tiga tahapan untuk implementasi protokol kesehatan menyambut kenormalan baru. Tahap pertama akan dilakukan pada 9 Juli 2020. "Kami berencana kalau situasinya kondusif, 9 Juli kami akan mulai membuka untuk pergerakan di Bali dalam beberapa sektor kecuali pendidikan dan pariwisata," ujarnya.
Tahap kedua akan dilakukan pada Agustus 2020 dengan catatan apabila pergerakan tahap pertama kondusif dan berhasil. Maka akan dilanjutkan ke tahap kedua untuk wisatawan nusantara. Setelah tahap kedua berhasil berlanjut ke tahap ketiga dengan mulai membuka destinasi bagi wisatawan mancanegara pada September 2020.
"Tapi ini hanya persiapan dan ancang-ancang, bukan jadwal pelaksanaan. Jadi atau tidak tergantung dari perkembangan situasi dan dinamika Covid-19, khususnya perkembangan transmisi lokal di Bali," tegas Gubernur, yang menurutnya sesuai arahan Presiden dan Menparekraf terkait reopening Bali harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak tergesa-gesa. "Jangan sampai terjadi pandemi gelombang kedua di Bali, bila kita terburu-buru. Karena itu akan berisiko dan sangat berat bagi kami," ungkapnya (ma).