Lampung diharapkan jadi lokomotif baru penghasil produk pertanian dan peternakan Lampung ( IndonesiaMandiri ) - Menteri Pertanian Syahr...
Lampung diharapkan jadi lokomotif baru penghasil produk pertanian dan peternakan |
Lampung (IndonesiaMandiri) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang akrab disapa SYL bersama Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto melepas ekspor komoditas pertanian asal Provinsi Lampung berupa nanang kaleng, pisang segar dan komoditas pertanian lainnya senilai Rp 181 miliar di kawasan PT. Great Giant Pineapple, Lampung Tengah (17/12). SYL jugq menyaksukan panen pedet sapi di kawasan PT. Great Giant Livestock.
"Saya mau Lampung menjadi lokomotif baru untuk pertanian dan peternakan dan menjadikan sasaran kita adalah ekspor. Lampung juga harus menjadi sebagai mentor agar bebagai komoditas dari buah tropis yang diminati oleh dunia. Mari kita bersama untuk membangun bangsa lebih baik ke depannya," ucap SYL saat pelepasan ekspor didampingi jajaran Eselon I Kementan dan Direktur PT Great Giant Pineapple, Welly Sugiono.
Ekspor komoditas pertanian asal Provinsi Lampung ini tujuan Belanda, Amerika Serikat dan Cina. Menurut SYL, ekspor ini menunjukkan komoditas pertanian Indonesia memiliki kualitas dan daya saing di pasar dunia, sehingga komoditas asal Lampung, salah satunya menjadi kebanggaan Indonesia. "Ini harus kita dorong bersama. Kita berharap ini menjadi bagian yang besok bisa menjanjikan lapangan kerja dan kesejahteraan rakyat Indonesia menjadi lebih baik khususnya di Lampung," ujarnya.
Dalam kunjungan ini, Mentan SYL menyaksikan penandatanganan MoU antara Gubernur Lampung dengan Direktur Jenderal (Dirjen) Tanamam Pangan, Dirjen Perkebunan, dan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kerja sama ini untuk peningkatan produksi dan ekspor pertanian.
SYL juga serahkan aplikasi kepada Gubernur Provinsi Lampung, yakni iMace (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports). Aplikasi ini merupakan peta komoditas pertanian potensial ekspor yang terupdate secara waktu nyata sehingga dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk melakukan pembinaan dan pengembangan komoditas pertanian yang berbasis kawasan (dh).