Jakarta (IndonesiaMandiri) - Plt. Kepala Biro Komunikasi Publik, Kemenparekraf Guntur Sakti menyebut “secara kumulatif Januari sampai Oktober 2019 ada kenaikan, namun jika dibandingkan September 2019, jumlah kunjungan wisman Oktober 2019 memang turun.” Ia mengatakan, penurunan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia dari bulan sebelumnya, karenw di berbagai negara memiliki musim dan kendala berbeda serta tren penurunan tersebut juga terjadi pada masa sebelumnya.
Bali dan Lombok tunjukkan peningkatan kunjungan wisman |
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Plt. Kepala Biro Komunikasi Publik, Kemenparekraf Guntur Sakti menyebut “secara kumulatif Januari sampai Oktober 2019 ada kenaikan, namun jika dibandingkan September 2019, jumlah kunjungan wisman Oktober 2019 memang turun.” Ia mengatakan, penurunan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia dari bulan sebelumnya, karenw di berbagai negara memiliki musim dan kendala berbeda serta tren penurunan tersebut juga terjadi pada masa sebelumnya.
Dampak penurunan juga, lanjut Guntur, terjadi lantaran faktor bencana alam maupun non-alam seperti beberapa daerah terjadi isu terkait keamanan, kondisi politik Indonesia bahkan menjadi sorotan negara fokus pasar dimana Australia bahkan sudah menerbitkan travel advice bagi warganya terkait kemungkinan diberlakukannya sejumlah peraturan yang dianggap kurang menguntungkan wisatawan.
Untuk wisman Australia misalnya, hampir 90 persen dari crawling data media sosial Australia menunjukkan sentimen negatif. Kerusuhan di Wamena menjadi salah satu perhatian bagi Australia, dimana beberapa warganya tertangkap dan diduga terlibat dalam aksi tersebut. Lalu tren wisatawan global juga sedang mengalami penurunan terutama dari Eropa, lantaran sedang terjadi perlambatan ekonomi seperti kasus brexit di Inggris, Yellow vaste di Prancis, dan isu integrasi di Spanyol.
Penurunan kunjungan wisman ke Indonesia juga disebabkan kondisi keamanan di Tanah Air |
“Ada penurunan lantaran tren atau seasonality tiap negara berbeda-beda, ada masanya sudah selesai musim liburan ada yang baru akan berlibur. Dan biasanya akan meningkat pada Desember,” katanya. Kendala juga terjadi bagi wisatawan India, terutama yang ingin ke Bali lantaram belum ada penerbangan langsung ke Indonesia seperti tahun lalu. Lalu di India juga sedang banyaknya festival keagamaan pada periode Agustus – Oktober 2019.
Pasar Tiongkok juga mengalami penurunan karena charter flight yang batal terbang selama 2019 terutama sejak sekitar 8 bulan. Hampir semua maskapai nasional yang charter flight seperti Citilink, Garuda dan Sriwijaya mengalami banyak pembatalan dan pengurangan frekuensi sehingga sangat terasa penurunannya. Sementara wisman dari wilayah ASEAN naik persentasenya paling tinggi periode Januari-Oktober 2019 yaitu sebesar 17,78 persen dibanding tahun sebelumnya.
Menurut kebangsaan, kunjungan wisman yang datang ke Indonesia selama 2019 paling banyak berasal dari wisman berkebangsaan Malaysia sebanyak 2,58 juta kunjungan (18,94 persen), Tiongkok 1,77 juta kunjungan (13,01 persen), Singapura 1,55 juta kunjungan (11,38 persen), Australia 1,15 juta kunjungan (8,42 persen), dan Timor Leste 1,02 ribu kunjungan (dh/pn).
Foto: Dok. Kemenparekraf