Ahli Perubahan Iklim&Kehutanan/APIK Network Indonesia saat jumpa pers Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Sederet kajian awal menunjukk...
Ahli Perubahan Iklim&Kehutanan/APIK Network Indonesia saat jumpa pers |
Namun Indonesia perlu memperhatikan pentingnya komunikasi atas berbagai upaya yang telah dilakukannya maupun untuk memenuhi kerangka transpansi sesuai kesepakatan Konferensi Perubahan Iklim. Karena berdasarkan Emission Gaps Report dari UN Environment 2018, status Indonesia dinyatakan unclear, padahal China dan Brazil dicatat on track, bahkan India dinyatakan akan melampaui target komitmennya di 2030.
Global emisi gas rumah kaca masih meningkat, dan mencapai 53,5 Giga ton CO2 ekuivalen di 2017, dan belum mengarah capai puncaknya. Sedangkan untuk menuju target dibawah 2 derajad Celsius, emisi global harus berada di bawah 40 Giga ton CO2 ekuivalen, bahkan tidak boleh lebih dari 24 Giga ton CO2 ekuivalen jika akan mencapai target dibawah 1,5 derajad Celsius.
Mendukung upaya Indonesia, dalam persiapan implementasi komitmen Paris yang dimulai 2020, APIK Indonesia Network akan fokus antara lain pada meningkatkan kapasitas para pihak di tingkat Subnasional. Oleh karena itu, APIK Indonesia Network ajak the Carbon Insitute dalam membantu para pihak di tingkat provinsi dan kabupaten untuk mampu memenuhi kerangka transparansi, seperti perhitungan karbon maupun pelaporannya, ungkap Mahawan.
APIK Indonesia Network juga beri penghargaan Climate Leader kepada Rachmat Witoelar, Sarwono Kusumaatmadja, dan Nur Masripatin. Penghargaan tersebut tunjukkan adanya upaya luar biasa menghadapi perubahan iklim di Indonesia (dh).