Drone Killer Marinir AS produksi Boeing Jakarta (IndonesiaMandiri) - Dalam skenario tempur pelumpuhan total UAS dilakukan dengan pengh...
Drone Killer Marinir AS produksi Boeing |
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Dalam skenario tempur pelumpuhan total UAS dilakukan dengan penghancuran total. UAS di deteksi, di identifikasi, menjadi target nyata dan di eliminasi. Hal tersebut disebut sebagai penghancuran kinetic. Pada 2018 Leonardo DHS memperoleh kontrak dari Angkatan Darat AS untuk memasok sistem pertahanan terintegrasi terhadap target udara yang terbang dengan kecepatan rendah dan ketinggian rendah (MLIDS).
Leonardo DRS selaku pengintegrator memasang perangkat pencari (surveillance) dan pengidentifikasi sasaran (Reconnaissance) tempur (SABRE) dengan platform senjata yang direkonfigurasi ulang berupa kubah (RIwP) dari MOOG’S. Sistem tersebut memakai dua unit kendaraan taktis ringan M-ATV 4x4, satu untuk alat penjejak dan pengidentifikasi, satu unit kendaraan untuk platform senjata. RIwP dipersenjatai dengan kanon otomatis caliber 30mm yang dapat menembakan amunisi jenis proximity fuse dan juga peluncur peluru kendali jarak pendek. Dilengkapi juga dengan alat bidik untuk siang hari dan alat bidik thermal.
Seperti yang diutarakan sebelumnya, Raytheon memiliki system CUAS yang memanfaatkan sarana laser dan radar dengan RF Ku-band sebagai mekanisme penghancur UAS. Raytheon terus menyempurnakan system yang mereka kembangkan sehingga mampu menghadapi multi-target, dan merangkum system deteksi dan penginderaan dalam sebuah system sensor optic. Pada sebuah demonstrasi lapangan unit dari Raytheon ini dipasang pada kendaraan taktis ringan Polaris MRZR untuk menetralisir 12 unit UAS dari kategori Kelas I dan Kelas II. Investasi utama juga ditentukan untuk membuat sarana laser sebagai peng-konter TUAS yang lebih kecil ukurannya.
Angkatan Darat AS memasang sarana laser berkekuatan 5kW yang diproduksi oleh pihak Boeing pada kendaraan tempur beroda ban 8x8 Stryker sebagai sarana pertahanan bergerak bersenjata laser berkekuatan tinggi (MEHEL atau Mobile Expeditionary High Energy Laser). Sistem ini juga di demonstrasikan di Eropa dalam suatu kegiatan pengkajian tempur pada 2018.
Sistem dalam formasi CLWS (Compact Laser Weapon System) juga telah memperlihatkan di-integrasi-kan ke kendaraan taktis ringan 4x4 seperti M-ATV dan JLTV. Menurut pihak Boeing, CLWS mampu menetralisi 10 target dalam waktu hitungan menit saja. CLWS dikembangkan untuk kebutuhan Korps Marinir AS (USMC), dengan laser berkekuatan 10kW. USMC juga sedang mengupayakan untuk memperoleh CUAS berbasis laser sebagai bagian dari program GBAD (Ground Based Air Defence) yang akan dipasang pada kendaraan JLTV/Joint Light Tactical Vehicle (mah/ma).
Foto: Istimewa