Maraknya kehadiran Kapal Pesiar asing ditopang peta laut akurat Pushidrosal Jakarta (IndonesiaMandiri) - Suatu ketika, ada kapal pesi...
Maraknya kehadiran Kapal Pesiar asing ditopang peta laut akurat Pushidrosal |
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Suatu ketika, ada kapal pesiar asing (Cruise Ship) ingin sandar di Pelabuhan Benoa, Bali. Pihak otorita pelabuhan sudah mengawal dan mempersilahkan kapal tersebut untuk merapat. Tapi, nahkoda urungkan niatnya karena menyatakan menurut data dari Pusat Hidrografi dan Oceanografi TNI AL (Pushidrosal) kedalaman di sekitar pelabuhan tak memungkinkan kapalnya sandar. Sementara, pihak pelabuhan menyebut sudah melakukan pendalaman. Apa yang terjadi?
Menurut Kapushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro, beberapa waktu lalu kepada IndonesiaMandiri, embaganya memang merupakan otoritas yang sah dan satu-satunya mewakili Pemerintah Indonesia dan diakui oleh Lembaga Hidrografi Dunia/IHO (Internasional Hydrographic Organization) tentang peta pelayaran di Indonesia. Tak heran, bila kasus Kapal Pesiar diatas enggan sandar dan memilih lego jangkar di sekitar perairan Bali, karena belum adanya jaminan dari Pushidrosal.
Harjo menyebut, meski lembaganya merupakan yang diakui dunia, namun di dalam negeri masih ada sejumlah instansi yang memiliki fungsi serupa. Harjo menyayangkan, lembaga tersebut tak memberikan data yang dimilikinya kepada Pushidrosal. Sehingga yang terjadi di lapangan, seperti tergambar di atas.
“Kalau kapal pesiar itu hanya lego jangkat saja, negara kan jadi rugi. Karena harus menyediakan kapal pembantu untuk turunkan wisatawan bolak-balik ke pelabuhan. Wisatawan juga jadi malas turun,” jelas Harjo. Oleh karenanya, Harjo menghimbau agar data yang ada terkait survei hidro-oseanografi dari lembaga tertentu diserahkan kepadanya. Belum lagi ada lembaga asing yang melakukan hal serupa. “Ini harus kita (Pushidrosal) yang kuasai semua datanya,” tegas Harjo (ma).
Foto: abri