Banjar/Jawa Barat (IndonesiaMandiri) - "Saat ini Bapak Presiden secara intensif terus melakukan pemerataaan ekonomi umat untuk masy...
Banjar/Jawa Barat (IndonesiaMandiri) - "Saat ini Bapak Presiden secara intensif terus melakukan pemerataaan ekonomi umat untuk masyarakat. Hal ini dilakukan melalui tiga kunci, yaitu akses lahan, kemudian fasilitasi seperti perbankan dan bantuan bibit, serta training (pelatihan) untuk masyarakat," ujar Menteri LHK Siti Nurbaya saat berdialog dengan masyarakat di workshop pengolahan bambu binaan Rumah Kreatif Indonesia, di Cibentang, Kota Banjar, Jabar (12/10). Workshop yang dikelola oleh komunitas "Sahabat Bambu Banjar".
"Banyak cerita, banyak inovasi yang dilakukan Kota Banjar, dan bisa menasional. Bambu ini merupakan bukti hasil hutan bukan kayu (HHBK) di lapangan. Kalau perlu, skalanya harus diperbesar menjadi skala industri," ungkap Menteri Siti.
Pada kesempatan sama, Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Bambang Supriyanto mengatakan bahwa bambu memiliki nilai budaya, sosial, dan ekonomi. Oleh karena itu, KLHK mendukung penyediaan lahan untuk mengembangkan bambu.
Melalui salah satu program Perhutanan Sosial yaitu Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS) dan Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK), dapat dimanfaatkan masyarakat mengelola sumber daya hutan, termasuk bambu.
"Pemerintah memfasilitasi akses lahan seluas satu hektar kepada petani hutan. Selanjutnya, dilakukan pendampingan untuk membuat rencana usaha kerja,menentukan komoditas, membuka akses permodalan, agar memiliki produktifitas dan nilai tambah," jelas Bambang Supriyanto.
Komunitas Sahabat Bambu Banjar sejak 2013 sendiri menjadi tempat untuk memberikan dan menyiapkan serta menyediakan workshop yang bergerak di bidang dunia perbambuan. Beragam produk yang dikerjakan seperti pemotongan dan pengawetan bambu, kerajinan tangan, hingga konstruksi bangunan berbahan dasar bambu.
Pada kesempatan ini, Bambang Supriyanto menyerahkan bantuan alat ekonomi produktif kepada Kelompok Tani Karya Mukti I berupa 500 unit kotak/stup madu, 1 unit ekstraktor madu, 25 buah pisau madu, 10 unit alat sedot madu trigona, dan 1 unit alat tes kadar air madu (dk).
Foto: Dok.KLHK