Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Rusia telah menerapkan sistem kubah tank tempur utamanya, Armata dengan model kubah tanpa awak. Kini kebutuha...
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Rusia telah menerapkan sistem kubah tank tempur utamanya, Armata dengan model kubah tanpa awak. Kini kebutuhan kubah kendaraan tempur/ranpur nir awak cukup diminati di berbagai angkatan bersenjata. Sistem kubah nir-awak dianggap memiliki banyak keunggulan dalam beberapa peran tempur. Model ini dilengkapi senjata dengan sebutan RCWS atau Remote Control Weapon System.
RCWS kini berkembang pesat, bukan saja untuk ranpur berat, tetapi juga untuk kendaraan taktis yang biasanya dilengkapi dengan pemasangan senapan mesin dan tameng anti-peluru untuk melindungi petembak. Industri pertahanan yang mengembangkan RCWS antara lain dari Turki ada FNSS yang bekerjasama dengan BAE Systems dan Nurol Holding.
Kubah ranpur menjadi salah satu pilihan utama bagi berbagai angkatan darat di Eropa, terutama yang dilengkapi dengan persenjataan dalam kategori kaliber menengah seperti 30mm atau 40mm, atau senjata seperti Orbital ATK M-230LF 30mm chain gun.
RCWS saat ini sudah memiliki tingkat kestabilan mumpuni sehingga mampu menembak saat kendaraan bergerak, dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi.
FNSS dari Turki telah mengembangkan RCWS yang dilengkapi dengan sistem senjata pelontar Anti-Tank Guided Missile (ATGM) yang digunakan oleh Türk Kara Kuvvetleri (AD Turki) pada Ranpur beroda ban 4x4 maupun pada beroda rantai.
Diberitakan bahwa FNSS telah mendapat kontrak untuk memasok 250 set kubah RCWS untuk AD Turki, dimana pada kubah tersebut dilengkapi dengan ATGM berpemandu infra-merah KBP 9M133 Kornet-E laser-guided dan OMTAS dari Roketsan. Dan juga untuk ATGM sejenis produksi Raytheon/Lockheed Martin FGM-148 Javelin dan/atau senapan mesin berat kaliber 12.7 mm (.50). Alat bidik pada kubah berupa thermal imager, kamera televisi dan laser range finder, dengan varian 9M133 termasuk generator sinar laser untuk memandu misil. Kubah memiliki perlindungan lapis baja yang kokoh dan dikendalikan dari posisi petugas petembak di dalam Ranpur. Kubah RCWS dengan ATGM bobotnya termasuk ringan dan mudah di integrasikan pada ranpur beroda ban 4x4.
Dalam kancah industri pertahanan internasional, terutama yang memproduksi perangkat keras untuk kendaraan tempur, kini sudah banyak industri yang memproduksi sistem kubah ranpur RCWS. Diantaranya Leonardo yang memproduksi Hitfist Overhead Weapon Station.
Ada lagi Protector MCT-30 dari Kongsberg, Norwegia. Mereka juga memproduksi produk lain yang dibeli oleh Angkatan Darat Amerika Serikat yaitu sekitar 10.000 Common Remote Operated Weapon Systems (CROWS), dan kini versi Protector MCT-30 diterapkan pada kendaraan tempur Stryker dari General Dynamics. Dari Israel ada RCWS dari Rafael yang diproduksi dengan sebutan Samson.
Lalu dari Belgia, industri FN Herstal memproduksi beberapa macam RCWS ranpur, diantaranya defender Light, yang dapat dilengkapi dengan senjata caliber 7,62mm dan 12,7 mm (.50). RCWS tidak saja untuk mengakomodasi persenjataan kaliber menengah kebawah, tetapi seperti pada kendaraan tempur berat Armata dari Rusia, kubah RCWS juga diterapkan pada persenjataan meriam berat dengan kaliber diatas 150mm (mah/ab).
Foto: istimewa