Tanjungpinang ( Indonesiamandiri ) - “Berlayar Bersama Di Perairan Kepri, Singgah Sebentar Di Pulau Penyengat, Kami Datang Dengan Membuka Di...
Tanjungpinang (Indonesiamandiri) - “Berlayar Bersama Di Perairan Kepri, Singgah Sebentar Di Pulau Penyengat, Kami Datang Dengan Membuka Diri, Salam Hangat Kami Sebagai Hormat”, begitu pantun dilontarkan Pangarmabar Laksamana Muda TNI Aan Kurnia, S.Sos., saat membacakan amanatnya dalam acara sertijab Danlantamal IV Tanjungpinang (21/4).
Adalah Kolonel Laut (P) Ribut Eko Suyatno, S.E., M.M., yang mengisi jabatan sebagai Danlantamal IV Tanjungpinang, menggantikan Laksamana Pertama S. Irawan SE.
Acara sertijab dipimpin langsung Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Aan Kurnia, S.Sos.di Mako Lantamal IV.
Dalam salah satu pesannya, Pangarmabar mengatakan, penyerahan tongkat komando dan dhuaja, merupakan simbol dari proses estafet kepemimpinan agar organisasi menjadi lebih baik dari waktu ke waktu seiring dengan tuntutan perubahan lingkungan strategis yang terus berkembang.
Sebagai Komando Pelaksana Dukungan dan bagian dari Sistem Senjata Armada Terpadu, Lantamal IV Tanjungpinang memegang peranan yang penting di perairan Barat. Hal tersebut dikarenakan wilayah kerja Lantamal IV dilalui oleh jalur pelayaran internasional yang melewati perairan Selat Malaka dan Selat Singapura, serta Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI-I). Disamping itu juga terdapat perbatasan wilayah perairan dengan negara tetangga, serta issue hangat belakangan ini tentang Laut Cina Selatan sehingga menjadikan tantangan dalam mewujudkan perairan yang kondusif sebagai etalase bangsa Indonesia di wilayah barat.
Oleh karenanya, Laksda Aan Kurnia menekankan agar tetap menjaga kedaulatan dan penegakan hukum di laut dari pelanggar hukum, mengingat Indoneia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber kekayaan alam. Sampai saat ini masih dijumpai kejahatan di laut melalui kegiatan illegal seperti illegal mining, illegal oil dan illegal fishing yang bisa saja merupakan bentuk proxy war atau bagian asimetris war dari negara maupun pihak lain dan merupakan kejahatan yang tidak dapat di toleransi serta harus di tindak tegas. Hal tersebut sangat merugikan negara dan berdampak pada pelemahan kedaulatan bangsa di masa yang akan datang.
Tak kalah pentingnya dengan peredaran Narkoba melalui jalur laut yang terjadi di wilayah barat harus dapat diantisipasi, mengingat letak geografi wilayah barat yang terdiri dari banyak pulau yang tersebar. Kejahatan Narkoba merupakan upaya pelemahan terhadap mental ideologi bangsa khususnya terhadap generasi muda yang merupakan penerus pembangunan nasional, sehingga hal tersebut menjadi perhatian bersama saat ini. Disamping itu, masalah lain yang patut diwaspadai di laut adalah pencurian terhadap benda-benda cagar budaya bawah air (BMKT) yang memiliki sejarah dan nilai jual tinggi, hal ini harus disikapi dengan tegas.
Di sinilah peran penting Lantamal IV dengan WFQR-nya telah menunjukkan dedikasi, kinerja dan pengabdiannya melalui prestasi yang dicapai dalam melaksanakan tugas pokok. Prestasi tersebut patut menjadi contoh bagi Lantamal/Lanal jajaran Koarmabar. Dengan hasil yang diraih Lantamal IV, potensi kerugian negara yang tidak sedikit berhasil diselamatkan.
Acara sertijab ini dihadiri Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Pangdam I Bukit Barisan,Kapolda Provinsi Kepulauan Riau, Komandan Guspurlaarmabar, Komandan Guskamlaarmabar, para Komandan Lantamal Jajaran Koarmabar,Danlanud Tanjungpinang, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan Instansi Maritim Provinsi Kepulauan Riau, para Bupati dan tokoh masyarakat setempat.
Di akhir amanatnya, Pangarmabar memberikan beberapa penekanan agar: pembinaan Satker terlaksana baik berlandaskan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berpedoman pada Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Trisila TNI Angkatan Laut;Laksanakan tugas secara profesional dan proporsional serta pahami dan laksanakanPerintah Harian Pangarmabar sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; Pertahankan dan tingkatkan operasi Keamanan Laut untuk mencegah dan meminimalkan semua bentuk pelanggaran di laut yang dapat merugikan negara; Tingkatkan setiap pelaksanaan kegiatan melalui perencanaan yang matang dan sesuaikan dengan standard operating procedur demi tercapainya zero accident. Adakan jam komandan untuk pembinaan moral prajurit dalam menghadapi paradigmanya dan tuntutan organisasi untuk mewujudkan TNI Angkatan Laut yang handal dan disegani serta berkelas dunia, dan bangun sinergitas dengan sesama komponen TNI, Polri, instansi pemerintahan maupun masyarakat di wilayah kerja demi kelancaran pelaksanaan tugas (bri).
foto: dispenarmabar