Bekasi (Indonesia Mandiri) - Puas...., kata yang terlontar dari hasil wawancara Mendikbud Mohammad Nuh dengan tersangka pembunuh pada saat ...
Bekasi (Indonesia Mandiri) - Puas...., kata yang terlontar dari hasil wawancara Mendikbud Mohammad Nuh dengan tersangka pembunuh pada saat tawuran pelajar terjadi.
Miris kita mendengarnya, bahwa remaja
sekarang memiliki kepuasan setelah membunuh "Musuhnya." Sementara kalau si pelaku pembunuhan tersebut dikirim ke Medan Perang untuk membela negara, mungkin ia menolak dengan berbagai alasan.
Lalu ia mengidap keberanian yang seperti apa? Kalau kita mencoba melihat dua tulisan para penulis IndonesiaMandiri.com sebelumnya; "Pengaruh Budaya Barat dan Timur Tengah, merupakan Bentuk Penjajahan Terselubung dan Duo AS Memiliki Teman Baru", mungkin Anda semua akan mudah memahaminya, mengapa hal ini bisa terjadi, di bumi yang tadinya dipenuhi oleh Nilai-Nilai Luhur para Leluhur Bangsa Kita.
Beginilah jadinya, kalau kita tidak mengikuti dan menerapkan Nilai-nilai Lokal yang ada sudah sejak Bangsa ini eksis. Semua ingin dengan hal-hal yang import.
Benci kah kita mendengar pernyataan "Tersangka Pembunuh" tersebut? Jawabannya adalah, dia (baca: Tersangka) hanyalah korban dari kita yang membiarkan Budaya ke Tiga Bangsa itu tumbuh di Indonesia.
Mari kita renungi, dan lakukan yang dapat kita lakukan, jangan mudah menghujat.... seperti Ketoprak DPR (baca: Diatas Penderitaan Rakyat) yang mudah saling menghujat.
Hal ini dikarenakan, budaya AS Timur Tengah yang selalu menempatkan kesalahan di luar dirinya, sehingga orang lain saja yang salah, sementara untuk dirinya mereka menerapkan standar ganda....
Renungkan dan kembali ke Nilai-nilai Leluhur saja, bukan yang lain....
Sapto Satrio Mulyo