Salatiga/Jateng (IndonesiaMandiri) – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) begitu jeli melihat potensi komoditi Vanila, yang memiliki pel
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (kiri) bersama Mentan Syahrul Yasin Limpo saat menanam Vanila |
Alasan Mentan memang sangat logis dalam memajukan sektor pertanian di saat ini. Karena, ketika pandemi Covid-19 menerpa dunia, termasuk Indonesia, justru sektor pertanian tetap tumbuh positif. "Tahun ini ekspor pertanin 459 trilyun setara dengan 15.4 persen pertumbuhan ekspor dan impor sebesar 280 trilyun. Jadi kebijakan yang dilakukan sudah tepat,” ucap Mentan.
SYL pun optimis, pertanian menjadi solusi jitu di masa pendemi. “Untuk berkebun tidak perlu luas. Dirumah pun kita bisa berkebun untuk meningkatkan ekonomi,” tambahnya. Dan, pengembangan tanaman vanila di Salatiga dirasakan SYL sebagai langkah tepat yang harus diimbangi dengan sinergitas dari masyarakat itu sendiri.
"Bapak presiden sangat concern dengan peningkatan produksi pertanian. Jadi untuk mengembangkan vanila tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Masyarakat harus bersama dengan pemerintah,” ajar Syl yang didukung penuh oleh Bamsoet.
Menurut Bamsoet, "masa depan indonesia bukan lagi di kota jakarta, tapi didesa. Ada lima negara yang terhindar dari krisis pangan, salah satunya adalah Indonesia. Dan sektor pertanian tumbuh positif," puji Bambang.
Oleh karenanya, dengan posisi sebagai penghasil vanila terbesar kedua di dunia dan memiliki lahan produksi terbesar didunia, Bamsoet mengajak para pemuda milenial untuk ikut mengembangkan sektor pertanian di pedesaan. “Pertanian saat ini menjadi dambaan karena di masa pendemik banyak pengangguran kembali ke desa. Saya sarankan jadilah petani milenial," ungkap Bamsoet (hy).