KLHK saat meresmikan Pusat Daur Ulang di kota Malang Malang/Jatim (IndonesiaMandiri) - “Sampah menjadi bernilai bila dikelola dengan b...
 |
| KLHK saat meresmikan Pusat Daur Ulang di kota Malang |
Malang/Jatim (IndonesiaMandiri) - “Sampah menjadi bernilai bila dikelola dengan bijak serta melibatkan semua elemen masyarakat. Pada jaman dahulu, sampah hanya dikumpul, diangkut, lalu dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang akhirnya menumpuk dan berbahaya terhadap lingkungan. Namun kini, komunitas masyarakat peduli sampah terus tumbuh berkembang di berbagai kota dan mampu memanfaatkan sampah melalui prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) sehingga memperoleh manfaat ekonomi sirkular,” tegas Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati saat meresmikan Pusat Daur Ulang Sampah Kota Malang (4/4).
Rata-rata produksi sampah per kapita Indonesia di 2016 sebesar 0,7 kg atau 175.000 ton per hari. Artinya, dalam satu tahun masyarakat Indonesia produksi sampah sebanyak 64 juta ton. Dari angka tersebut, komposisi sampah plastik pada 2016 mencapai 16%. “Penggunaan tas belanja ramah lingkungan, tumbler/botol minum yang dapat digunakan berulang kali mampu berkontribusi dalam pengurangan sampah plastik. Kini komposisi sampah plastik turun menjadi 15% atau berkurang sebanyak 630.000 ton per tahun. Artinya, Indonesia mampu mengurangi sampah plastiknya,” ungkap Vivien.
Di kota Malang, Kementerian Lingkungqn Hidup dan Kehutanan/KLHK telah membuat Pusat Daur Ulang (PDU) guna pengembangan program infrastruktur hijau. Fasilitas PDU Kota Malang tergolong skala menengah dengan kapasitas pengolahan 10 ton per hari. Selain itu, terdapat juga fasilitas pengomposan dengan kapasitas mencapai 10-30 ton per hari. Melalui PDU ini, transportasi sampah ke tempat pemrosesan akhir mampu ditingkatkan efektivitasnya.
Vivien menerangkan, pembangunan PDU merupakan wujud intervensi KLHK agar pengelolaan sampah di daerah membaik. Sebelum diresmikan PDU Kota Malang, KLHK telah melatih 15 orang untuk manajemen dan tenaga operasional. Beberapa PDU telah dibangun di sejumlah daerah seperti di kawasan wisata (Danau Toba dan Labuan Bajo) dan beberapa kota seperti Surabaya, Lamongan, Tapanuli Selatan, Takalar serta di beberapa kota DAS Citarum (ma).
